perbedaan tkbt 1 dan tkbt 2

Perbedaan TKBT 1 dan TKBT 2: Perbandingan Lengkap Kompetensi, Tanggung Jawab, dan Insentif

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan RI, sekitar 30% kecelakaan kerja fatal di Indonesia terjadi akibat jatuh dari ketinggian, dengan sekitar 850 kasus dilaporkan pada 2024. Sertifikasi Tenaga Kerja Bangunan Tinggi (TKBT) yang diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 9 Tahun 2016 menjadi kunci dalam meminimalisir risiko tersebut.

Pelatihan TKBT (Tenaga Kerja Bangunan Tinggi) memiliki dua level sertifikasi yang menunjukkan perbedaan dalam kompetensi dan tanggung jawab. Artikel ini mengupas perbedaan antara TKBT 1 dan TKBT 2 secara mendalam, mencakup aspek keterampilan, tanggung jawab, standar keselamatan, gaji, dan pelatihan.

Apa itu TKBT?

Tenaga Kerja Bangunan Tinggi (TKBT) adalah tenaga kerja yang melakukan aktivitas di ketinggian dalam sektor konstruksi, perawatan gedung, atau industri lainnya yang melibatkan pekerjaan di atas permukaan tanah yang berisiko. Sertifikasi TKBT bertujuan untuk memastikan bahwa pekerja memiliki kompetensi yang memadai dalam bekerja dengan aman di ketinggian, sesuai dengan standar keselamatan kerja yang telah ditetapkan.

Sertifikasi ini penting dalam mengurangi risiko kecelakaan kerja dan meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Selain itu, program ini dirancang untuk membekali pekerja dengan keterampilan teknis yang relevan serta pemahaman mengenai prosedur keselamatan, penggunaan alat pelindung diri (APD), dan teknik bekerja yang benar dalam berbagai kondisi di ketinggian.

Perbandingan dengan Standar Internasional

Sertifikasi TKBT memiliki kesetaraan dengan beberapa standar internasional, meskipun dengan penekanan pada kondisi dan regulasi yang berlaku di Indonesia. Berikut perbandingan singkat dengan standar internasional:

Aspek

TKBT (Indonesia)

IRATA (Internasional)

OSHA Fall Protection (AS)

Fokus

Bekerja di ketinggian pada bangunan dan konstruksi

Industrial rope access (akses tali industri)

Fall protection system (sistem proteksi jatuh)

Level

2 level (TKBT 1 dan TKBT 2)

3 level (Level 1, 2, dan 3)

Beberapa tingkat spesialisasi

Masa Berlaku

3 tahun

3 tahun

Tidak ada masa kadaluarsa formal

Pengakuan

Nasional

Internasional

Amerika Serikat dan beberapa negara

Perbedaan TKBT 1 dan TKBT 2

Persyaratan dan Kriteria Peserta

Berdasarkan SKKNI Nomor KEP.351/MEN/XII/2015 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis, sertifikasi TKBT dibagi menjadi dua level dengan persyaratan yang berbeda:

TKBT 1

TKBT 1 ditujukan untuk pekerja yang menggunakan lantai kerja sementara, seperti gondola atau scaffolding. Persyaratan umum bagi peserta TKBT 1 meliputi:

  • Pendidikan dan Usia: Minimal lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat, dengan usia minimal 18 tahun.
  • Kesehatan: Memiliki kondisi fisik yang prima dan telah mendapatkan surat keterangan sehat dari dokter, yang menyatakan bahwa peserta tidak mengalami gangguan yang dapat mengganggu kemampuan bekerja di ketinggian.
  • Dokumen Pendukung: Peserta harus menyediakan identitas diri yang sah serta dokumen administrasi lain yang diperlukan, seperti pas foto dan ijazah pendidikan.
  • Pengalaman Kerja: Untuk level ini, pengalaman kerja tidak menjadi syarat utama, karna TKBT 1 lebih mengutamakan calon peserta yang ingin memulai karier di bidang keselamatan kerja di ketinggian.

TKBT 2

TKBT 2 ditujukan bagi pekerja yang bekerja pada lantai kerja tetap, seperti di atas atap atau struktur permanen lainnya. Persyaratan umumnya mencakup seluruh kriteria TKBT 1, ditambah dengan kualifikasi tambahan sebagai berikut:

  • Pengalaman Kerja: Peserta harus memiliki pengalaman kerja yang relevan di bidang keselamatan kerja di ketinggian, biasanya minimal satu tahun, atau telah lulus sertifikasi TKBT 1 sebagai bukti pemahaman dasar.
  • Dokumen Pendukung Tambahan: Bukti pengalaman kerja, seperti surat keterangan atau buku kerja, diperlukan untuk mengonfirmasi bahwa peserta telah menjalani kegiatan kerja di lingkungan yang berisiko tinggi.
  • Kemampuan Teknis yang Lebih Mendalam: TKBT 2 dirancang untuk pekerja yang diharapkan dapat menangani tugas-tugas dengan risiko yang lebih kompleks, sehingga penilaian kemampuan teknis dan pemahaman tentang prosedur keselamatan lanjutan Materi Pelatihan dan Tingkat Kesulitan.

Aspek

TKBT 1

TKBT 2

Fokus Pelatihan

Dasar-dasar keselamatan kerja di ketinggian

Teknik kerja aman pada lantai kerja tetap

Penggunaan APD

APD dasar (harness, helm, sepatu safety)

APD lanjutan dan teknik penyelamatan

Praktik Kerja

Penggunaan alat bantu seperti gondola dan scaffolding

Teknik kerja dengan sistem anchor dan rope access

Ujian Kompetensi

Tes teori dan praktik dasar

Tes teori mendalam dan simulasi kondisi darurat

Tingkat Kesulitan

Dasar hingga menengah

Lanjutan dan lebih kompleks

Pelatihan TKBT 1 berfokus pada pemahaman dasar tentang keselamatan kerja di ketinggian, sedangkan TKBT 2 mencakup materi yang lebih mendalam serta teknik kerja yang lebih kompleks. Dengan pembagian level TKBT agar dapat menyesuaikan kompetensi pekerja dengan tingkat risiko dan kompleksitas tugas yang akan diemban, memastikan bahwa setiap tenaga kerja memiliki kualifikasi yang tepat sesuai dengan standar keselamatan yang ditetapkan.

Perbandingan Berdasarkan Aspek Utama

Perbedaan antara TKBT 1 dan TKBT 2 tidak hanya terletak pada tingkat keterampilan, tetapi juga mencakup tanggung jawab kerja, standar keselamatan, serta peluang karir dan insentif. Berikut adalah perbandingan utama antara kedua sertifikasi ini:

Tingkat Keterampilan dan Kompetensi

  • TKBT 1 (Tingkat Dasar): Pekerja pada level ini memiliki pengetahuan dasar tentang keselamatan dan keterampilan teknis dalam bekerja di ketinggian. Pelatihan mencakup pemahaman tentang alat pelindung diri (APD), prosedur penggunaan alat bantu kerja di ketinggian, serta identifikasi risiko umum.
  • TKBT 2 (Tingkat Lanjutan): Pekerja pada level ini memiliki keterampilan yang lebih kompleks, termasuk kemampuan dalam mengelola risiko yang lebih tinggi dan menangani tugas-tugas teknis yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang prosedur keselamatan kerja di ketinggian.

Tanggung Jawab dan Lingkup Kerja

  • TKBT 1: Pekerja dengan sertifikasi TKBT 1 bertanggung jawab atas tugas operasional dasar, seperti pemasangan perancah, penggunaan gondola, dan pemeliharaan alat kerja di ketinggian.
  • TKBT 2: Selain melakukan tugas operasional, pekerja TKBT 2 bertanggung jawab untuk mengawasi prosedur keselamatan, memberikan instruksi kepada tim, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi K3 yang lebih ketat.

Standard Keselamatan

  • TKBT 1: Standar keselamatan yang diterapkan mencakup pemakaian APD yang sesuai, pemahaman dasar tentang pengendalian risiko, dan prosedur evakuasi darurat.
  • TKBT 2: Standar keselamatan yang lebih ketat diberlakukan, mencakup identifikasi dan mitigasi risiko yang lebih spesifik, pemahaman tentang sistem proteksi jatuh yang lebih kompleks, serta kemampuan dalam melakukan inspeksi dan pemeliharaan alat keselamatan.

Gaji dan Insentif

  • TKBT 1: Sebagai tenaga kerja tingkat dasar, gaji pekerja TKBT 1 umumnya berada pada kisaran standar industri untuk pekerja teknis.
  • TKBT 2: Dengan kompetensi yang lebih tinggi dan tanggung jawab yang lebih besar, pekerja TKBT 2 umumnya menerima kompensasi yang lebih baik, termasuk tunjangan dan insentif tambahan terkait dengan peran pengawasan dan teknis.

Sertifikasi dan Pelatihan

  • TKBT 1: Sertifikasi diperoleh melalui pelatihan dasar yang mencakup teori dan praktik tentang bekerja di ketinggian, dengan fokus pada keselamatan kerja dan penggunaan alat bantu kerja.
  • TKBT 2: Sertifikasi ini memerlukan pelatihan yang lebih intensif dan pengalaman kerja sebelumnya di bidang keselamatan kerja di ketinggian. Evaluasi mencakup ujian teori, praktik, dan asesmen langsung di lapangan untuk memastikan kompetensi pekerja dalam menangani kondisi kerja yang lebih kompleks.

Studi Kasus dan Testimoni

Implementasi di Industri

Sertifikasi TKBT 1 dan TKBT 2 telah diterapkan secara luas di berbagai sektor industri, khususnya dalam proyek konstruksi, pemeliharaan gedung, dan pekerjaan di ketinggian lainnya. Misalnya, dalam proyek pembangunan gedung pencakar langit, pekerja bersertifikat TKBT 1 bertanggung jawab atas pemasangan dan pemeliharaan scaffolding, sementara pekerja dengan sertifikasi TKBT 2 menangani instalasi sistem keamanan di atap atau struktur permanen lainnya.

Perusahaan konstruksi besar telah mulai menerapkan kebijakan ketat dalam mewajibkan sertifikasi TKBT bagi pekerja mereka. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap pekerja memiliki keterampilan dan pemahaman keselamatan yang memadai sebelum melakukan pekerjaan di lingkungan berisiko tinggi.

Testimoni Pekerja dan Perusahaan

Banyak pekerja yang telah mengikuti sertifikasi TKBT 1 dan TKBT 2 menyatakan bahwa pelatihan ini sangat membantu dalam meningkatkan keselamatan dan keterampilan mereka.

4 testimoni (TKBT1 2 - TKBT2 2)

Budi Santoso – Teknisi Gondola
"Awalnya, saya hanya bekerja mengikuti kebiasaan senior di proyek tanpa benar-benar memahami standar keselamatan. Saya pikir selama memakai sabuk pengaman, semuanya sudah aman. 

Tapi setelah mengikuti pelatihan TKBT 1, pandangan saya berubah total. Saya belajar bagaimana memilih dan menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan benar, mengenali titik jangkar yang aman, hingga cara menyelamatkan diri jika terjadi insiden. 

Sekarang, setiap kali naik gondola, saya merasa jauh lebih siap dan percaya diri. Yang paling penting, saya tahu bahwa keselamatan saya tidak hanya bergantung pada pengalaman, tapi juga pada pengetahuan yang benar."

Andi Pratama – Pekerja Scaffolding
"Dulu, saya sering melihat rekan kerja memasang scaffolding dengan cara yang asal-asalan. Saya sendiri tidak tahu apakah yang saya lakukan sudah sesuai standar atau belum. 

Setelah mengikuti pelatihan TKBT 1, saya sadar bahwa kesalahan kecil dalam pemasangan bisa berakibat fatal. Sekarang saya paham bagaimana menyusun scaffolding dengan aman, mengamankan posisi kerja di ketinggian, dan mengidentifikasi potensi bahaya. 

Saya juga lebih berani menegur rekan kerja jika ada yang bekerja tanpa prosedur yang benar. Pelatihan ini bukan sekadar teori, tapi benar-benar menyelamatkan nyawa."

Testimoni Peserta TKBT 2

Rizky Maulana – Supervisor Konstruksi
"Sebagai supervisor, saya harus memastikan tim saya bekerja dengan aman. Sebelum ikut TKBT 2, saya hanya mengandalkan pengalaman dan insting untuk mengawasi pekerjaan di ketinggian. 

Namun, pelatihan ini membuka mata saya bahwa ada banyak aspek teknis yang harus diperhatikan. Saya belajar bagaimana menilai risiko kerja di struktur permanen, melakukan inspeksi APD, hingga memahami cara menangani keadaan darurat seperti penyelamatan menggunakan rope access. 

Kini, saya lebih tegas dalam menerapkan standar keselamatan di proyek, dan hasilnya? Tidak ada lagi pekerja yang sembarangan bekerja tanpa perlindungan yang cukup. Keamanan tim saya kini menjadi prioritas utama."

Ratno bayu – Teknisi Atap Gedung
"Bekerja di atap gedung adalah pekerjaan penuh risiko. Sebelum ikut TKBT 2, saya sering merasa was-was, terutama saat kondisi cuaca tidak menentu. Pelatihan ini memberikan banyak ilmu berharga, mulai dari cara menggunakan lifeline dengan benar, mengenali struktur atap yang rentan, hingga teknik menyelamatkan rekan kerja jika terjadi kecelakaan. 

Salah satu pengalaman paling berkesan adalah simulasi penyelamatan darurat, di mana saya benar-benar merasakan bagaimana menghadapi situasi genting. Sekarang, setiap kali bekerja, saya selalu mengecek semua perlengkapan dan memastikan semuanya sesuai standar sebelum mulai naik ke atas. Pelatihan ini benar-benar mengubah cara saya bekerja dan meningkatkan rasa percaya diri saya di lapangan."

Di sisi lain, bukan hanya tenaga kerja tapi perusahaan juga merasakan manfaatnya. Sebuah perusahaan konstruksi melaporkan bahwa tingkat kecelakaan kerja menurun secara signifikan setelah mewajibkan sertifikasi TKBT bagi karyawannya. Selain itu, kepatuhan terhadap regulasi keselamatan kerja semakin meningkat, sehingga perusahaan lebih dipercaya dalam mendapatkan proyek-proyek berskala besar.

Kesimpulan

Dengan adanya standar sertifikasi yang jelas dan terstruktur, diharapkan tingkat keselamatan kerja di lingkungan bangunan tinggi dapat terus meningkat, sehingga mengurangi kecelakaan dan meningkatkan kualitas tenaga kerja di sektor konstruksi dan industri terkait.

Tingkatkan kompetensi dan kepercayaan dalam bekerja di ketinggian dengan memahami perbedaan TKBT 1 dan TKBT 2. Pastikan Sobat SpanSet memiliki sertifikasi yang sesuai untuk mendukung keselamatan dan profesionalisme kerja. Hubungi Kami untuk informasi pelatihan kerja di ketinggian lebih lanjut dan proses pendaftaran.